Swipe up untuk membaca artikel

Temukan Cinta Ikuti Bunyi Hati Nurani Terdalam

Pikiran serta emosi yang menyertainya muncul demikian cepat. Pada ketika pikiran dan emosi itu muncul, lebih-lebih dalam keadaan gusar, belum tentu kita sanggup mengendalikan atau menghentikannya. Reaksi pun muncul spontan. Ucapan dan perilaku yang kurang mengenakkan sanggup terlontar. Bahkan kadang sehabis kita melakukannya pun, ketika emosi masih tinggi, kita masih tidak menyadari perbuatan kita.

Salah satu misteri dalam hidup ialah hadirnya "suara" di dalam lubuk hati terdalam yang "bukan belahan dari diri sendiri." Dikatakan, "bukan belahan dari diri sendiri" alasannya ialah bukankah acap kali "suara" ini meminta kita melaksanakan sesuatu yang bukan saja tidak kita pikirkan sebelumnya, tetapi juga, tidak kita inginkan. 

Karena itu adakalanya kita berusaha melarikan diri dari "suara" ini. Atau setidaknya, kita berusaha mengalihkan perhatian sehingga tidak lagi berkesempatan mendengarkan "suara" ini. Namun, apa pun yang kita perbuat, satu hal yang tidak sanggup kita lakukan ialah membungkam "suara" ini. "Suara" itu tetap berkata-kata—tidak peduli didengarkan atau tidak. Suara ini ialah kata hati atau nurani.

Pada suatu titik, ketidaknyamanan ini demikian meresahkan, sehingga mau tak mau kita terhenti dan mulai menyidik apa yang bekerjsama terjadi. Alih-alih merasa terganggu, kita sanggup melihat ini sebagai sapaan dari diri. Sapaan untuk kembali mendengarkan hati dan memahami apa yang bekerjsama kita inginkan. Sapaan untuk kembali jujur dengan diri sendiri.

Mendengarkan kata hati secara jujur terasa glamor bagi kebanyakan kita. Banyak orang yang merasa berkecil hati bahkan sebelum mulai mencoba, lantaran pikiran kita yang akil dan lincah biasanya eksklusif berkembang dan memperlihatkan 1001 alasan kenapa hal ini terlalu rumit untuk kita lakukan sekarang. “Mungkin nanti, jika sudah lebih tenang, jika sudah lebih mapan, jika sudah mulai tua,” demikian kita berujar.


Padahal, mendengarkan hati sanggup mulai diasah melalui hal-hal kecil sehari-hari. Yang terpenting ialah kita mulai kembali bersentuhan dan bersahabat dengan suara hati dari dalam diri kita, seberapa pun terasa singkat atau remeh sentuhan itu.
Pikiran serta emosi yang menyertainya muncul demikian cepat Temukan cinta ikuti bunyi hati nurani terdalam
Bila anda tak mencintai pekerjaan anda, maka cintailah orang-orang yang bekerja di sana. Rasakan kegembiraan dari pertemanan itu. Dan, pekerjaan pun jadi menggembirakan. Bila anda tak sanggup menyayangi rekan-rekan kerja anda, maka cintailah suasana dan gedung kantor anda. Ini mendorong anda untuk berangasan berangkat kerja dan melaksanakan tugas-tugas dengan lebih baik lagi.

Bila toh anda juga tidak sanggup melakukannya, cintai setiap pengalaman pulang pergi dari dan ke kawasan kerja anda.Perjalanan yang menyenangkan mengakibatkan tujuan tampakmenyenangkan juga.

Namun, bila anda tak menemukan kesenangan di sana, maka cintai apa pun yang sanggup anda cintai dari kerja anda: tanaman penghias meja, cicak di atas dinding, atau gumpalan awan dari balik jendela.
Apa saja. Bila anda tak menemukan yang sanggup anda cintai dari pekerjaan anda, maka mengapa anda ada di situ? Tak ada alasan bagi anda untuk tetap bertahan. Cepat pergi dan carilah apa yang anda cintai, kemudian bekerjalah di sana.

Hidup hanya sekali. Tak ada yang lebih indah selain melaksanakan dengan rasa cinta yang lapang dada dari dasar hati.
Inspirasi Motivasi